Perkenalkan

Foto saya
Seorang mahasiswi di pharmacy academy Al-Fatah Bengkulu. I'm Not Perfect But I'm Limited Edition \(´ー`)┌ Semoga sesuatu yang ditulis di laman ini bisa membantu kawan-kawan semua, jangan lupa tinggalkan komentar ya :) Bisa hubungi saya via twitter ataupun facebook. Terimakasih

Follow aku di twitter

ISOLASI MIKROBA LINGKUNGAN


BAB I
PERCOBAAN 4 (ISOLASI MIKROBA LINGKUNGAN)

A.    Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara-cara dan tehnik isolasi mikroba baik mikroba air dan mikroba tanah.

B.     Dasar Teori
Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Adapun teknik Pengambilan Sampel adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel.
Berikut merupakan prosedur pengambilan sampel.
1.      Sampel tanah
       Jika mikroorganisme yang diinginkan kemungkinan berada di dalam tanah, maka cara pengambilannya disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan. Misal jika yang diinginkan mikroorganisma rhizosfer maka sampel diambil dari sekitar perakaran dekat permukaan hingga ujung perakaran..
       Kehadiran mikroba di dalam tanah ada yang menguntungkan dan juga ada yang merugikan . untuk mengetahui peranan mikroba tersebut, maka disamping melakukan analisa kehadirannya, juga dilakukan percobaan terhadap sifat-sifatnya. Mikroba di dalam tanah terdiri dari bakteri, actynomicetes, jamur, algae, virus, ragi, protozoa, nematode dan antropoda memegang peran dalam menyuburkan tanah, penguraian sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang telah mati sampai menjadi mineral. Kepentingan mempelajari mikrobiologi tanah adalah untuk :
a.       Populasi mikroba tanah baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
b.      Asosiasi kehidupan antara mikroorganisme itu sendiri atau dengan tumbuhan tinggi.
c.       Penguraian bahan organic.
d.      Sebagai salah satu sumber mikroba penghasil obat antibiotic.
2.      Sampel air
       Pengambilan sampel air bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika beerasal dari air sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan arus air. Bila pengambilan sampel dilakukan pada air yang tenang, botol dapat dicelupkan dengan tali, jika ingin mengambil sampel dari air keran maka sebelumya keran dialirkan dulu beberapa saat dan mulut kran dibakar.
Analisa terhadap suatu habitat yang ditujukan untuk kepentingan pengelolaan lingkungan, harus memperhitungkan interaksi antar factor biotis dengan factor abiotis, sehingga langsung ataupun tidak langsung analisa tersebut harus menggunakan pendekatan ekologis.
Cara analisa mikroorganisme berdasarkan pendekatan ekologis perlu untuk dilaksanakan mengingat kepentingan dari hasil untuk pengelolaan lingkungan , baik yang berhubungan dengan masalah sanitasi, kebersihan kesehatan dan estetikan ataupun untuk kepentingan dibidang  industry dan sebagainya.
Isolasi mikroorganisme dapat dilakukan dengan beberapa cara :
a.       Metode gores (streak plate method)
Merupakan metode isolasi dengan menggoreskan sejumlah inokulum pada medium padat dengan menggunakan alat transfer jarum ose.
b.      Metode tuang ( pour plate method)
Merupakan metode isolasi dengan menghomogenkan sejumlah substrat cair dengan medium agar yang masih cair, kemudian campuran tersebut dituang kedalam cawan petri yang steril.
c.       Metode sebar ( spread plate method)
Merupakan metode isolasi dengan cara menyebarkan sejumlah inokulum pada permukaan medium padat dengan menggunakan alat bantu misalnya spatel. 
C.    Alat dan Bahan
a.       Pipet steril 1 ml
b.      Tabung reaksi
c.       Medium agar lempeng PDA/TEA/Na
d.      Spatula
e.       Api spritus
f.       Tanah yang berasal dari tempat pembuangan sampah 10 gram
g.      Air yang berasal dari comberan/got 10 ml
h.      Beaker glass
i.        Jarum Ose
j.        Alcohol 70 %
D.    Cara Kerja
1)      Timbang tanah yang berasal dari tempat pembuangan sampah sebanyak 10 gram, kemudian larutkan dalam air dalam beaker glass sebanyak 90 ml (10-1).
2)      Dari 10-1  (90 ml air + 10 gram tanah) diambil 10 ml kemudian tambahkan air kembali sebanyak 90 ml (10-2).
3)      Ambil air comberan sebanyak 10 ml, tambahkan air sebanyak 90 ml campurkan dalam beaker glass (10-1).
4)      Dari 10-1  (10 ml air comberan + 90 ml aqua dest) diambil 10 ml kemudian tambahkan air kembali sebanyak 90 ml (10-2).
5)      Siapkan medium agar yang telah dibuat sebelumnya yaitu PDA, TEA, dan Na. masing-masing rangkap dua, untuk sampel tanah dan air.
6)      Lakukan pemindahan sampel yang berasal dari tanah bekas pembuangan sampah dan air comberan yang telah dilakukan pengenceran (10-2) ke dalam media yang telah disediakan, pertama-tama tempat kerja kita semprotkan dengan alcohol 70 % dan lap dengan menggunakan tisu.
7)      Bagian mulut alat yang memungkinkan kontaminasi masuk dibakar/dilewatkan terlebih dahulu dengan api spritus,
8)      Lakukan  pemindahan didekat api spritus  dengan menggunakan metode gores menggunakan jarum ose.
9)      Tutup kembali dan masukkan kedalam incubator selama satu hari.
10)  Amati setelahnya.
  
F.     Pembahasan
Setelah dilakukan dilakukan isolasi mikroba lingkungan, yaitu mengambil sampel yang berasal dari tanah tempat pembuangan sampah dan air yang berasal dari comberan (pembuangan)/got, maka dapat dilihat bahwa pada percobaan tersebut tidak ada koloni bakteri yang tumbuh sempurna, hal ini bisa dikarenakan tehnik isolasi kurang baik, dan bisa jadi medium yang digunakan tidak mendukung pertumbuhan bakteri.
Pada sampel yang diambil dari tanah tempat pembuangan sampah dengan pengenceran (10-2), dapat dilihat pada medium PDA cirri-cirinya bewarna putih dengan jumlah bintik sedikit, serta koloni tidak terbentuk sama sekali. Pada medium TEA cirri-cirinya bewarna putih, dengan bintik-bintik putih jumlah banyak, tetapi koloni bakteri tidak sempurna/tidak tumbuh sempurna. Pada medium Na, cirri-cirinya bewarna kuning cair, agak padat dan berderai serta bakteri tidak tumbuh sama sekali.
Selanjutnya pada sampel yang diambil dari air comberan/pembuangan dengan pengenceran (10-2), dapat dilihat pada medium PDA cirri-cirinya bewarna putih , serta koloni tidak terbentuk sama sekali. Pada medium TEA cirri-cirinya bewarna putih, dengan bintik-bintik putih dan serat-serat putih , tetapi koloni bakteri tidak sempurna/tidak tumbuh sempurna. Pada medium Na, cirri-cirinya bewarna kuning cair, agak padat dan berderai serta bakteri tidak tumbuh sama sekali.
Dengan demikian dapat dilihat, bahwa pada dasarnya percobaan yang dilakukan tidak menunjukan adanya pertumbuhan bakteri, hal ini mungkin disebabkan kesalahan isolasi atau juga terjadi pada medium yang telah dibuat kurang mendukung untuk pertumbuhan bakteri itu sendiri.
Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya. Maka dengan isolasi ini lah kita dapat mengidentifikasi suatu bakteri menjadi biakan murni, untuk melakukan tehnik isolasi itu yang paling penting untuk diperhatikan adalah cara kerja aseptisnya, sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam  tabung/cawan/erlemeyer, sebaiknya bagian mulut (bagian yang memungkinkan kontaminasi masuk) dibakar atau dilewatkan api Bunsen terlebih dahulu. Selanjutnya seperti pinset dan lain-lain dapat disemprot dengan alcohol 70% terlebih dahulu lalu dibakar, ujung jarum inokulum yang sudah dipijarkan harus ditunggu dahulu hingga dingin atau tidak berpijar lagi atau juga dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat transfer panas yang terjadi, usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan pada bagian api Bunsen, jika kita kerja di Safety Cabinet tidak perlu memakai pembakar Bunsen tetapi jika diluar daripadanya maka semakin banyak api Bunsen maka semakin baik dan terjamin kondisi aseptisnya. Kerja aseptis ini sangat mendukung isolasi bakteri itu sendiri.
Pada praktikum ini, tehnik isolasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode gores (streak plate method) yang merupakan metode isolasi dengan menggoreskan sejumlah inokulum pada medium padat dengan menggunakan alat transfer jarum ose.

G.    Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan tentang isolasi mikroba lingkungan, maka dapat ditarik kesimpulan :
a.       Dalam melakukan tehnik isolasi mikroba yang diambil sebagai sampel adalah berasal dari tanah tempat pembuangan sampah dan air yang berasal dari comberan (pembuangan)/got.
b.      Tehnik isolasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode gores (streak plate method)
Merupakan metode isolasi dengan menggoreskan sejumlah inokulum pada medium padat dengan menggunakan alat transfer jarum ose.
c.       Dalam melakukan tehnik isolasi sangat perlu memperhatikan saran kerja aseptis.

2 responses to “ISOLASI MIKROBA LINGKUNGAN

  1. Terimakasih ijin mengambil materinya :)

  2. aku jg anak farmas,dari bengkulu . tau idak berapo potensi antibitik kloamfenikol?

Leave a Reply

Add aku di facebook

Followers

Search

Diberdayakan oleh Blogger.