Perkenalkan

Foto saya
Seorang mahasiswi di pharmacy academy Al-Fatah Bengkulu. I'm Not Perfect But I'm Limited Edition \(´ー`)┌ Semoga sesuatu yang ditulis di laman ini bisa membantu kawan-kawan semua, jangan lupa tinggalkan komentar ya :) Bisa hubungi saya via twitter ataupun facebook. Terimakasih

Follow aku di twitter

PENENTUAN POTENSI ANTIBIOTIK



BAB III
PRAKTIKUM KE VI (PENENTUAN POTENSI ANTIBIOTIK)

A.    Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum mengenai penentuan potensi antibiotic ini adalah untuk mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba uji yang disebabkan oleh zat baku standard an zat yang diuji.

B.     Dasar Teori
Metode penetapan potensi antibiotic dengan cara difusi agar merupakan cara yang sederhana dan hasil yang sederhana yang diperoleh cukup teliti, prinsip penetapannya yaitu mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba uji yang disebabkan zat baku standard an zat yang diuji. Dalam range konsentrasi tertentu, terdapat hubungan yang linier antara peningkatan konsentrasi dengan luas daerah hambatan pertumbuhan mikroba uji.
Metode difusi, Metode ini menggunakan piringan yang berisi cairan antibiotik diletakkan pada media Agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media Agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh antibiotik pada permukaan media Agar
Factor-faktor yang dapat  mempengaruhi luas daerah hambatan dengan cara difusi ini adalah sebagai berikut :
a.       Ingredient medium pertumbuhan
b.      Pemilihan medium pertumbuhan
c.       Pengaruh pH
d.      Ukuran inokulum
e.       Stabilitas mikroorganisme
f.       Aktivitas antibiotic
g.      Waktu inkubasi
h.      Teknik dan keterampilan analis
Sebagai pencandang larutan antibiotic pada cara difusi agar, dapat digunakan silinder gelas/logam, kertas cakram, dan cetak lobang.
C.    Alat dan Bahan
Alat :
a.       Cawan petri
b.      Kertas cakram
c.       Pinset
d.      Pipet tetes
e.       Tabung reaksi
f.       Rak tabung reaksi
g.      Labu ukur
h.      Pipet piller
i.        Gelas ukur
Bahan :
a.       Aqua dest
b.      Sampel
c.       Media Na
d.      Bakteri uji Streptococus dan E.coli
Peremajaan dari stock dalam media Na, umur 20 jam. Bakteri stock 1 ml + NaCl 10 ml tanam di media Na.
e.       Zat uji : Kloramfenikol 1 gram.
D.    Cara Kerja
1)      Timbang zat uji (antibiotic) kloramfenikol sebanyak 1 gram.
2)      Buat larutan induk kloramfenikol. 1 gram kloramfenikol ------> 100 ml aqua dest.
Dengan pengenceran sebagai berikut :
1000 mg/100 ml => 1000000 µg/100 ml
Sehingga 10000 µg/ml konsentrasi antibiotic
                         1 ml ad 10 ml --------- ( V1 . N1 =  V2 . N2 )
1/10 x 10000 µg/ml = 1000 µg/ml
                         1 ml ad 10 ml
1/10 x 1000 µg/ml = 100 µg/ml          (pengenceran 1)
                         1 ml ad 2 ml
½ x 100 µg/ml = 50 µg/ml                  (pengenceran II)
                         2 ml ad 5 ml
2/5 x 50 µg/ml = 20 µg/ml                  (pengenceran III)
                         1 ml ad 2 ml
½ x 20 µg/ml = 10 µg/ml                    (pengenceran IV)
Dengan cara :
-          Larutkan 1 gram kloramfenikol dalam 100 ml air, ambil 1 ml.
-          Tambahkan 9 ml air = 10.000 µg/ml, ambil 1 ml.
-          Tambahkan 9 ml air = 1000 µg/ml, ambil 1 ml.
-          Tambahkan air 1 ml = 100 µg/ml, ambil 1 ml (pengenceran I)
-          Tambahkan air 1 ml = 50 µg/ml (pengenceran II)
-          Ambil 1 ml dan tambahkan air 5 ml = 20 µg/ml ( pengenceran III)
-          Ambil 1 ml dan tambahkan air 1 ml = 10 µg/ml (pengencerab IV)
3)      Setelah seluruh pengenceran dibuat di tabung reaksi, maka masukkan kedalam cawan petri. Tandai dengan kertas temple pengenceran 10 µg/ml, 20 µg/ml, 50 µg/ml, dan 100 µg/ml . masing-masing dua rangkap untuk bakteri E.coli dan Streptococus.
4)      Siapkan kertas cakram 8 lembar, masukkan masing-masing kedalam cawan petri yang berisi pengenceran kloramfenikol.
5)      Tempelkan pada medium yang berisi bakteri E.coli dan Streptococus, sebelumnya tandai terlebih dahulu bagian-bagian yang akan ditempeli kertas cakram untuk mengetahui bentuk pengenceran ke berapa.
6)      Lakukan dengan saran kerja aseptis, lalu tutup cawan.
7)      Diamkan selama 1 hari, lalu amati yang terjadi.

F.     Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang pengujian antibiotic, maka dapat diketahui bahwa antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis yang dalam jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh mikroorganisme lainnya. Antibiotik memiliki spektrum aktivitas antibiosis yang beragam.
Prosedur difusi-kertas cakram-agar yang distandardisasikan (metode Kirby-Bauer) merupakan cara untuk menentukan sensitivitas antibiotik untuk bakteri. Sensitivitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter zona hambat yang terbentuk. Semakin besar diameternya maka semakin terhambat pertumbuhannya, sehingga diperlukan standar acuan untuk menentukan apakah bakteri itu resisten atau peka terhadap suatu antibiotic.
Pada praktikum yang telah dikerjakan, tidak terbentuk daerah hambatan sama sekali baik pada pengenceran 10 µg/ml, 20 µg/ml, 50 µg/ml, 100 µg/ml pada bakteri E.coli dan Streptococus sekalipun.
Hal ini bias  dikarenakan bakteri tidak resisten terhadap antibiotic yang diujikan.
Dalam hal ini antibiotik yang diujikan adalah kloramfenikol, Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan; tidak berbau; rasa sangat pahit dalam larutan asam lemah, mantap.
Bakteri Gram positif meliputi bakteri koken (streptokokus, stafilokokus), basilus (saprofit), spiral (treponema dan leptospira), batang (korinebakteria) dan lain-lain. Untuk bakteri Gram positif ini, antibiotika pilihan utama adalah penisilin spektrum sempit (asalkan tidak ada resistensi karena produksi enzim penilisinase). Penisilin spektrum luas, eritromisin, sefalosporin, mempunyai aktifitas anti bakteri  terhadap golongan Gram positif , tetapi tidak sekuat penisilin spektrum sempit di atas.
Bakteri gram negatif  termasuk koken (N. gonorrhoeae, N. meningitidis atau pnemokokus), kuman-kuman enterik (E.coli, klebsiela dan enterobakter), salmonela, sigela, vibrio, pseudomonas, hemofilus dan lain-lain. Untuk bakteri-bakteri kelompok ini, pilihan antibiotik dapat berupa penisilin spektrum luas, tetrasiklin, kloramfenikol, sefalosporin dan lain-lain. Sebagai contoh, antibiotik pilihan untuk kuman vibrio adalah tetrasiklin, untuk salmonela adalah kloramfenikol, untuk hemofilus adalah kloramfenikol.

G.    Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan tentang penentuan potensi antibiotik, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a.       Tidak terjadi daerah hambatan, kemungkinan dikarenakan kadar pengenceran yang terlalu kecil, ataupun bakteri yang tidak resisten terhadap zat uji berupa kloramfenikol.
b.      Kloramfenikol adalah antibiotic yang digunakan untuk menghambat bakteri gram negative seperti E.coli dan bukan pada bakteri Streptococcus yang resisten terhadap antibiotic berupa penicillin. 

3 responses to “PENENTUAN POTENSI ANTIBIOTIK

  1. Maaf mau tanya.
    daftar pustakanya ada gak ?

Leave a Reply

Add aku di facebook

Followers

Search

Diberdayakan oleh Blogger.